Kepalaku Pecah

Minggu 12 Juni 2011 (11:26 wib)

Sakit sekali rasanya kepalaku ini seperti orang yang baru saja terhantam bogem mentah preman pasar, memang ini salahku sendiri melawati malam tanpa memberikan kesempatan istirahat. Malam tadi aku tidak tidur dan menghabiskan malam dengan bergadang di depan komputer busuk ini. Aku mencoba memejamkan mata tapi rasanya percuma, cacing-cacing didalam perutku seakan berteriak dan memberontak meminta hak-nya. Dari sore kemarin hingga siang ini tak banyak yang dapat aku berikan terhadap cacing-cacing diperutku. Mungkinkah cacing-cacing ini sedang merencanakan kudeta terhadap tuan-nya ini? Hmm.. aku kembali berimaginasi.

Pagi tadi setelah sekian lama akhirnya aku kembali tersinari sinar mentari pagi, haha.. aku kira aku sudah menjadi drakula. sudah lebih dari satu minggu aku berada di desa ini tapi selama itupula aku belum pernah bangun pagi, terkadang aku bangun setelah suara azan ashar. Sudah hampir setahun ini aku terkena virus Insomnia. Aku merasa sekarang sudah berhasil membalikan waktu, haha.. bangga-kah aku? Tidakk!! ini adalah sebuah siksaan yang teramat sangat bagiku, sekarang aku sudah jarang melihat matahari pagi, tubuhku kurus kering, kelopak mataku membesar dan menghitam legam di selaput-nya.

Semakin siang suasana disini makin gaduh, aku sekarang tinggal di sekretariat kepemudaan di sebuah Desa di wilayah selatan karawang. Tempat yang sangat cocok untuk menyepi dalam kesendirian, semakin hari aku semakin akrab dengan kesunyian dan bahkan keakrabannya mengalahkan keakraban terhadap suasana gaduh yang terjadi saat ini.

Suasana kembali sunyi, ternyata orang-orang yang berlatih theatre itu sudah selesai. Suasana kembali hening seperti sedia kala, akupun kembali bercumbu dengan kesunyian dan segala macam imaginasi yang tadi sempat terganggu. Azan Dzuhur terdengar berkumandang bersahutan antar surau yang ada setiap penjuru Desa. Pak Imam yang tinggal dekat sekretariat yang aku tinggali ini sempat mengajaku pergi ke surau yang tak jauh dari sekretariat ini, aku hanya bisa mengangguk tanpa sebuah arti. Sudah lebih dari setahun ini hubunganku dengan sang pencipta kurang begitu harmonis. mungkin aku masih tetap egois, merasa benar dengan argumentasiku tentang sebuah keyakinan. Padahal jelas Agama adalah Dogma dan tak patutlah manusia yang hina ini membantahnya walau dengan segalaa macam teori dan argumentasinya.

Hmm.. sepertinya hari ini ada acara makan bersama, menu nasi liwet serta lauk-pauk sudah di siapkan oleh kawan yang lain. Cacing-cacing dalam perutku hari ini akan berpesta pora dan kegembiraan-nya mungkin sama dengan apa yang dirasakan tuan-nya hari ini. "Logika Tanpa Logistik adalah Anarkis".

Cantik; adalah sebuah kondisi kondisi objektive dalam menggambarkan sesosok perempuan yang menarik hati. Tak seperti biasanya hari ini banyak sekali wanita cantik, mereka adalah orang-orang yang berlatih theatre yang tadi aku ceritakan diatas. Tetapi tetap saja hati dan jiwaku belum bisa tumbuh benih suka apalagi cinta terhadap kaum hawa ini. tetapi aku berani memastikan bahwa aku bukanlah golongan kaum Homoseksual..!!!. Apakah aku sudah berhasil membunuh perasaanku?; entahlah.. walau terkadang aku juga merasa iri ketika melihat kawan-kawanku berbincang tentang kekasih-kekasih mereka, tapi tetap saja hati dan jiwaku masih kering laksana gurun nan tandus tak bertuan.

Selain berhasil membunuh perasaan terhadap kaum hawa tersebut aku juga merasa telah berhasil membunuh kerinduan terhadap Kedua orang tuaku, adikku, dan saudaraku lainnya. Merindukan mereka? jangan harap, bahkan memimpikan mereka-pun aku sudah tidak pernah. terkadang aku merasa terlahir keduania ini bukan dengan perantara manusia/keluarga. Aku merasa terlahir bak mister Bean yang terjatuh dari langit, tak bersanak dan bersaudara bahkan Tuhan pun mungkin belum sempat menuliskan skenario hidup-ku, malang nian nasibku.

Sedikit aku menceritakan kemalanganku ini; Keluargaku miskin, ketika  aku terlahir hubungan kedua orang tuaku kurang begitu harmonis, sehingga kasih sayang yang seharusnya mereka berikan tak begitu banyak yang kudapatkan. Waktu sekolah prestasiku cukup baik, dari kelas satu sampai kelas enam ranking-ku selalu nomor satu, beasiswa sekolah yang sekolah berikan di tolak mentah-mentah oleh kedua orang tuaku dengan alasan yang begitu memuakan hati. saat itu aku sudah menjadi anak yang frustasi bahkan depresi. Sampai usiaku menginjak 20 tahun aku juga belum pernah merasakan manisnya masa-masa pacaran, beda sekali dengan teman-temanku yang sudah berpacaran lebih dari 4-10 kali berpacaran. Iri-kah aku? aku jawab denganm jujur ya..!!. dan itu masih berlanjut sampai kau membaca tulisan-tulisanku ini.

Baca Lebih lanjut' Komentar (0)

Karawang 12 Juni 2011

Hai.. apa kabar?

4:35 dini hari aku pertama kali menulis di blog, aneh rasanya orang kampung, miskin serta gelandangan seperti-ku bisa sempat-sempatnya menulis di blog. Disini walau dinihari tapi rasanya panas sekali, bayangkan seluruh badan-ku sekarang ini keringatan sampai-sampai aku membuka seluruh pakaianku, berharap malaikat dari surga sana melihat badan-ku yang kurus ini dan sudah 3 hari aku belum makan nasi. Sudah 3 hari ini aku hanya mengkonsumsi 1 bungkus mi instan untuk satu hari. Seperti itulah kawan nasibku sekarang ini, terkadang aku juga sama sekali tidak makan. Apakah kalian kasihan kepadaku?, jangan.. kalian jangan kasihan kepadaku, karena sebenarnya ini salah-ku sendiri, karena aku lebih memilih hidup seperti ini, hidup menjadi seorang pengembara sudah menjadi pilihan hidupku. Aku hidup layaknya orang Nomaden selalu berpindah-pindah tempat, dari satu desa ke desa lain dari satu gunung ke gunung lainnya tapi sekarang aku merasa lebih berarti walau hanya bagi diriku sendiri dan terus mencoba agar lebih berarti bagi orang lain.

Aku bukanlah penganut paham anti kemapanan atau pun sejenisnya, tapi aku adalah seseorang yang ingin melihat dunia lebih dekat merabanya menciumnya dan bahkan merasakan saripati-nya. Empat tahun yang lalu aku sama seperti kalian, seorang anak lelaki yang mendambakan karier, materi, sex, serta kesenangan dunia lainnya, tapi apa yang aku dapatkan dengan semua itu?

Baca Lebih lanjut' Komentar (0)